Jamur

Dalam kehidupan sehari-hari, jamur dapat dimanfaatkan dalam pembuatan makanan, seperti tempe, oncom dan keju. Kita juga dapat menemukan jamur di bagian kayu yang mati, di tumpukan jerami padi, serta di tempat pembuangan sampah. Tanpa jamur, bumi ini akan penuh dengan bangkai dan sampah. Mengapa demikian? Karena jamur dapat berperan sebagai pengurai sisa-sisa makhluk hidup yang sudah mati (dekomposer).

A. Ciri-ciri Umum Jamur

1. Struktur Tubuh Jamur

Jamur atau Fungi merupakan organisme eukariot yang memiliki dinding sel, tetapi tidak memiliki pigmen untuk fotosintesis. Dinding sel pada jamur terbuat dari zat kitin dan selulosa. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Berdasarkan bentuk dan ukuran tubuhnya, dapat dibedakan jamur dari ukuran yang mikroskopis seperti khamir dan ragi (pembuat roti), hingga ukuran makroskopis seperti kapang dan cendawan. Bentuk tubuhnya bervariasi, yaitu berbentuk oval, bulat, pipih, bercak-bercak, untaian benang seperti kapas, kancing baju, payung dan mangkok.
Jamur multiseluler memiliki sel-sel yang memanjang seperti benang yang disebut hifa. Hifa pada jamur ada yang memiliki sekat (septa) yaitu divisi Ascomycota dan Basidiomycota, serta ada juga hifa yang tidak memiliki sekat (hifa senositik) yaitu divisi Zygomycota. Hifa jamur akan membentuk jaring-jaring benang yang disebut miselium. 
Berdasarkan cara memperoleh makanannya dapat dibedakan menjadi 3 yaitu : 
a. Saprofit, yaitu mengambil zat organik dari sisa organisme mati dan berperan  sebagai dekomposer (pengurai).
b. Parasit, yaitu mengambil zat organik dari organisme lain yang ditumpangi (inang).
c. Simbiolis mutualisme, yaitu mengambil zat organik dari organisme hidup lain serta memberikan keuntungan kepada organisme pasangan simbiosisnya. 

2. Reproduksi jamur

Reproduksi pada jamur dapat berlangsung secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual pada jamur terdiri dari sporangiospora dan konidiospora. Reproduksi seksual pada jamur dilakukan oleh spora seksual yang haploid (n), Spora berupa zigospora, askospora, dan basidiospora. Pembentukan spora seksual terjadi dalam 2 tahapan, yaitu: plasmogami dan kariogami. Plasmogami adalah proses penyatuan sitoplasma yang menghasilkan 2 inti yang menyatu, tetapi tidak melebur. Inti itu disebut dengan dikariotik (n). Hifa yang dikariotik mengalami kariogami (penyatuan inti). Hasil dari kariogami menghasilkan satu buah inti (2n). Keturunan diploid selanjutnya tumbuh dan berkembang, kemudian melakukan pembelahan meiosis yang menghasilkan spora seksual bersifat haploid (2n).


B. Klasifikasi Jamur

Pada saat ini, jamur yang sudah teridentifikasi mencapai lebih dari 100 ribu jenis. Jamur terbagi menjadi empat divisi berdasarkan cara reproduksi secara generatif (seksual), yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. 

1. Zygomycota

Zygomycota merupakan kelompok jamur yang membentuk spora istirahat berdinding tebal dikenal dengan zigospora. Reproduksi seksual jamur Zygomycota menggunakan spora zigospora yang dihasilkan oleh organ reproduksi zigosporangium.  Tubuh Zygomycota berupa hifa tak bersekat dengan inti haploid, terdapat hifa yang berfungsi sebagai penyerapan makanan (rhizoid) dan penghubung (stolon). Zygomycota tidak memiliki tubuh buah. 

a. Reproduksi

Reproduksi Zygomycota dapat berlangsung dengan cara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual terjadi dengan fragmentasi dan pembentukan sporangiospora. Sedangkan, reproduksi seksual dimulai dengan bertemunya hifa (+) dan hifa (-). Kemudian membentuk gametangia. Dinding gametangia kemudian pecah, sehingga terjadi penyatuan plasma sel (plasmogami) inti haploid hifa (+) bergabung dengan hifa (-) membentuk zigospora. Zigospora yang terbentuk memiliki inti diploid (2n). ketika zigospora berkecambah, terjadi proses meiosis menghasilkan inti haploid (n). kemudian zigospora mengalami dormansi (fase istirahat). Jika kondisi lingkungan menguntungkan, zigospora akan membentuk sporangium yang menghasilkan spora.

b. Peran Zygomycota

Para ahli mikologi menjelaskan bahwa sekitar 600 spesies jamur kelompok Zygomycota sudah teridentifikasi. beberapa jenis digunakan dalam membuat makanan. Misalnya, Rhizopus oryzae untuk membuat tempe, Mucor javanicus untuk pembuatan tape. Jenis lainnya, yaitu Rhizopus stolonifer tumbuh pada roti basi, Rhizopus nigricans tumbuh pada tomat, Mucor mucedo dan Pilabolus adalah jamur yang menguraikan kotoran hewan.

2. Ascomycota

Ascomycota berasal dari kata “ascus” yang artinya kantung karena memiliki struktur tubuh buah seperti kantung. Ciri khas dari ascomycota yaitu dapat bereproduksi secara seksual menghasilkan askospora dari askus dan reproduksi aseksual berupa konidiospora. Ascomycota sebagian besar multiseluler. Ascomycota yang uniseluler yaitu Saccharomyces cereviceae. Ascomycota multiseluler memiliki hifa bersekat. Ascomycota ada yang tidak membentuk tubuh buah, contohnya Neurospora crassa. Adapun jenis jamur yang membentuk tubuh buah, contohnya Xylaria comosa, Nectria cinnabarina, Tuber melanosporum, dan Morchella esculenta. Bentuk tubuh buah Ascomycota bervariasi seperti mangkuk, bulat, dan bulat panjang. 

a. Reproduksi

Reproduksi aseksual pada ascomycota uniseluler dilakukan dengan pembelahan biner dan pembentukan tunas. Pada Ascomycota multiseluler, reproduksi dilakukan dengan cara fragmentasi hifa dan pembentukan konidiospora. Reproduksi seksual dilakukan dengan membentuk anteridium (alat reproduksi jantan) dan Askogonium (alat reproduksi betina). 

b. Peran Ascomycota

Jamur kelompok ini banyak dimanfaatkan dalam industri makanan dan minuman. Misalnya, Saccharomyces cerevisiae digunakan untuk pembuatan minuman beralkohol, tapai dan pengembang adonan roti. Neurospora crassa dimanfaatkan dalam pembuatan oncom. Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum digunakan untuk pembuatan antibiotik penisilin. Apergillus oryzae dimanfaatkan untuk membuat minuman sake dari nasi. Adapun kelompok jamur Ascomycota yang dapat merugikan yaitu Aspergillus flavus bersifat merugikan yang menghasilkan racun aflatksin yang diduga dapat menyebabkan kanker. Venturia inaequalis penyebab penyakit yang merusak buah apel. Claviceps purpurea merupakan penyebab penyakit ergot pada tanaman gandum.

3. Basidiomycota

Basidiomycota berasal dari kata “basidium” yaitu suatu tahapan diploid dalam daur hidup Basidomycota yang berbentuk gada. Jamur ini memiliki hifa bersekat dan tubuh buahnya mudah dilihat oleh mata. Tubuh buahnya disebut basidiokarp. Bentuk basidiokarp ada yang mirip piala (Cyatus), kuping (Auricula), payung dan memiliki pembungkus (Volva), serta seperti kulit mengkilat (Ganoderma). Pada bagian bawah payung, terdapat bilah-bilah yang berbentuk lembaran seperti insang (gill) tempat basidium menghasilkan basidiospora sebagai alat reproduksi seksual.  

a. Reproduksi

Reproduksi aseksual dengan membentuk konidiospora. Adapun reproduksi seksual dengan membentuk basidiospora. Dinding sel hifa yang berlainan jenis (hifa + dan hifa -) berkonjugasi sehingga terjadi plasmogami (pencampuran plasma sel). Plasmogami menghasilkan satu buah sel yang dikariotik (berinti 2) dan bersifat haploid (n). Hifa dikariotik tersebut akan membentuk miselium sampai terbentuk tubuh buah. Pada ujung hifa tubuh buah akan terjadi kariogami sehingga terbentuk basidium. Kemudian membelah secara meiosis sehingga menghasilkan empat buah sel haploid. Setiap inti sel haploid akan masuk ke dalam tonjolan yang dibentuk basidium dan dihasilkan basidiospora. Basidiospora yang jatuh ke tempat yang sesuai maka akan tumbuh berkembang menjadi hifa baru yang haploid (individu baru).

b. Peran Basidiomycota

Jamur Basidomycota  yang menguntungkan yaitu jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur merang (Volvariella volvacea), dan jamur shitake (Lentinulla edodes) tubuh buah dapat dimakan. Jamur kayu (Ganoderma applanatum) sebagai obat atau makanan suplemen.adapun jenis jamur Basidiomycota yang merugikan, yakni jamur karat (Puccinia graminis) adalah jamur parasit pada daun famili Gramineae, misalnya jagung dan gandum. Puccinia arachidis jamur parasit pada tanaman kacang tanah. Ustilago maydis bersifat parasit pada jagung. Amanita ocreata dan Amanita phalloides dapat beracun dan mematikan jika dimakan. 

4. Deuteromycota

Jamur ini disebut juga jamur tidak sempurna karena perkembangbiakan generatifnya belum diketahui. Perkembangbiakan vegetatif sendiri terjadi melalui pembentukan spora vegetatif (konidiospora). Jamur ini seperti Zygomycota dan Ascomycota memiliki hifa yang bersekat. Beberapa contoh jamur dari Deuteromycota adalah Helminthosporium oryzae yang menyerang buah-buahan sehingga buah ajan tampak seperti beludru. Epidermophyta floocosum menyebabkan penyakit kaki atlet. Microsporum, Trigophyton dan Epidermophyton yang dapat menyebabkan penyakit kurap. 

C. Simbiosis Jamur dengan Organisme Lain

1. Liken (Lumut Kerak)

Liken adalah suatu hubungan simbiosis antara jamur mikobium (Ascomycota/ Basidomycota) dengan alga fikobium (Chlorophyta/Cyanobacterium). Jamur memperoleh hasil fotosintesis dari alga dan menjaga ketersediaan air bagi alga, sedangkan alga memperoleh nutrisi untuk fotosintesis yang diserap oleh jamur dari lingkungannya. 

2. Mikoriza

Mikoriza merupakan simbiosis mutualisme jamur dengan akar tumbuhan tingkat tinggi. Tanpa adanya mikoriza, beberapa tumbuhan tidak dapat menyerap air dan mineral dari dalam tanah untuk pertumbuhan yang maksimal. Oleh karena itu, terbentuklah mikoriza pada akar beberapa jenis tumbuhan. Jamur memperoleh asam amino dan glukosa dari tumbuhan. Tumbuhan akan  memperoleh air dan mineral (fosfat) yang diserap oleh jamur dari dalam tanah. Jamur juga melindungi akar tumbuhan dari infeksi mikroorganisme. Tumbuhan yang memiliki mikoriza lebih tahan terhadap kekeringan dan suhu yang ekstrim.


Comments

Popular Posts