Keanekaragaman Hayati

Coba perhatikan kucing disekitar kamu, kiranya adakah perbedaan yang terdapat diantaranya? Apakah kalian dapat menemukan perbedaan ciri-cirinya? Bagaimana dengan warna bulu, jenis kelamin, ukuran tubuh, atau bentuk ekor, adakah perbedaannya? Meski satu spesies ternyata kucing-kucing tersebut masih memiliki beberapa perbedaan ciri. Ada kucing berbulu lebat dengan warna putih, hitam, orange, abu-abu atau kombinasinya serta tidak memiliki bulu. Demikian pula jenis kelaminnya, ada jantan dan betina. Ada kucing anggora, kucing persia. Perbedaan yang terjadi pada kucing yang meliputi bentuk, penampilan serta sifat pada individu dalam satu spesies itulah yang dinamakan variasi. Variasi ditimbulkan oleh perbedaan struktur dan susunan gen (genotip). Keanekaragaman hayati mencakup keanekaragaman tingkat gen, jenis, dan ekosistem. 



A. Tingkat Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (biodiversity) adalah variasi organisme makhluk hidup dan hal-hal yang berhubungan dengan ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya. Keanekaragaman hayati mencakup tiga tingkatan yaitu tingkat gen, spesies, dan ekosistem. 
1. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman gen disebabkan oleh adanya perbedaan susunan gen, hal ini yang menyebabkan tidak ada individu yang sama dengan individu lainnya karena bersifat diturunkan. 
2. Keanekaragaman Jenis (spesies)
Keanekaragaman jenis (spesies) adalah perbedaan yang dapat ditemukan pada komunitas atau kelompok berbagai spesies meliputi flora dan fauna yang hidup di suatu tempat. 
3. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem terbentuk karena berbagai kelompok spesies beradaptasi dengan lingkungannya, kemudian terjadi hubungan yang saling mempengaruhi antar spesies dan juga dengan lingkungan abiotik tempat hidupnya.

B. Tipe Ekosistem 

Tipe ekosistem ditentukan oleh lingkungan abiotik dan komunitas yang hidup di dalamnya. Ekosistem dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu ekosistem perairan (akuatik) dan ekosistem darat (terestrial). 

1. Ekosistem Perairan (Akuatik)

Ekosistem perairan adalah ekosistem yang komponen abiotiknya sebagian besar terdiri atas air. Macam-macam lingkungan perairan (akuatik) akan membentuk ekosistem antara lain, ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
a. Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar memiliki ciri-ciri kadar garam (salinitas) yang rendah, variasi suhu rendah, adanya aliran air (ekosistem sungai), penetrasi atau masuknya cahaya matahari kurang, dan dipengaruhi oleh iklim serta cuaca.  

b. Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri abiotik diantaranya yaitu memiliki kadar air garam (salinitas) yang tinggi, tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca, habitat air laut yang satu dengan laut yang lain, memiliki variasi perbedaan suhu di bagian permukaan dengan di kedalaman laut, dan terdapat arus laut yang pergerakannya dapat dipengaruhi oleh arah angin, perbedaan massa jenis air, suhu, tekanan air, gaya gravitasi serta gaya tektonik batuan bumi. 

2. Ekosistem Darat (Terestrial)

Ekosistem darat meliputi area yang sangat luas yang disebut bioma. Tipe bioma sangat dipengaruhi oleh iklim. Sebagian nama bioma disesuaikan dengan vegetasi (tumbuhan) yang dominan. Terdapat tujuh macam bioma di bumi, diantaranya yaitu sebagai berikut. 
a. Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis memiliki curah hujan sangat tinggi, antara 200-450 cm/tahun dengan suhu lingkungan antara 21-30ᵒC. Pohon-pohon di hutan hujan tropis tumbuh tinggi dan membentuk kanopi (tudung). Sebagian besar hewan hidup di sekitar kanopi karena mudah mendapatkan makanan dan berpindah tempat. 
b. Sabana 
Sabana (savana) merupakan padang rumput yang diselingi pohon-pohon. Sabana terdapat di daerah tropis, dengan curah hujan 90-150 cm/tahun. 
c. Padang rumput
Padang rumput terdapat di daerah tropis hingga beriklim sedang, misalnya di Nusa Tenggara. Curah hujan rata-rata 25-50 cm/tahun hingga ada yang mencapai 100 cm/tahun dan hujan turun tidak teratur.  
d. Gurun
Gurun merupakan padang luas yang tandus karena hujan jarang turun di daerah tersebut. Tumbuhan gurun tergolong xerofit seperti kaktus. 
e. Hutan gugur 
Hutan gugur terdapat di daerah yang mengalami empat musim, misalnya di Eropa Barat. Tumbuhan yang hidup umumnya berdaun lebar, salah satunya yaitu maple. Pada musim dingin, tumbuhan tidak dapat melakukan fotosintesis sehingga daun berubah warna cokelat dan akhirnya gugur. Beberapa hewan mengalami hibernasi. Sementara itu, burung melakukan migrasi ke daerah yang lebih hangat. 
f. Taiga 
Taiga (hutan boreal) terdapat di daerah antara subtropis dan kutub. Bioma ini juga terdapat di pegunungan beriklim dingin. Tumbuhan dominan berdaun jarum (konifer) yang tampak hijau sepanjang tahun, misalnya cemara. 
g. Tundra 
Tundra merupakan bioma yang paling dingin. Vegetasi tundra arktik yang dominan adalah lumut, liken, rumput, alang-alang, juga terdapat tumbuhan berbiji yang akan mengalami dormansi (tidak aktif) pada musim dingin. 

C. Keanekaragaman Hayati Indonesia

Indonesia dikenal sebagai negara mega biodiversitas karena memiliki kekayaan flora, fauna, dan mikroorganisme yang sangat banyak. Indonesia memiliki sejumlah spesies endemik tertinggi di dunia. 

1. Penyebaran Flora Indonesia

Menurut ketinggian tempat dari permukaan laut, flora Indonesia dibagi menjadi beberapa kelompok berikut.
• Daerah dengan ketinggian 0-650 m merupakan dataran rendah pantai dan hutan mangrove.
• Daerah dengan ketinggian 650-1.500 m ditumbuhi tanaman aren, pinang, kopi, tembakau, dan teh.
• Daerah dengan ketinggian 1.500-2.500 m ditumbuhi tanaman anggrek tanah (Paphiopedilum praestans) di pegunungan Papua, dan berri (Vaccinium lucidum).
• Daerah dengan ketinggian diatas 2.500 meter merupakan daerah pegunungan yang dingin. Di ketinggian ini, ditemukan lumut, liken, dan bunga edelweiss (Anaphalis javanica). 

2. Penyebaran Fauna Indonesia

Penyebaran fauna Indonesia dipengaruhi oleh aspek geografi dan peristiwa geologi benua Asia dan Australia. Daerah persebaran fauna Indonesia dapat dibagi menjadi tiga kawasan, yaitu:
a. Kawasan Indonesia bagian barat
Kawasan Indonesia bagian barat meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Bali. Kawasan ini dibatasi oleh garis imajiner Wallace yang terletak diantara Kalimantan dengan Sulawesi dan antara Bali dengan Lombok. Jenis fauna kawasan Indonesia bagian barat, beberapa diantaranya yaitu harimau (Panthera tigris), badak jawa (Rhinoceros sondaicus), merak hijau (Pavo muticus), dan burung jalak bali (Leucopsar rothschildi). 
b. Kawasan peralihan 
Kawasan peralihan meliputi Sulawesi, Maluku, Sumbawa, Sumba, Lombok, dan Timor. Kawasan peralihan ini dibatasi oleh garis Wallace di sebelah barat dan garis Lydekker di sebelah timur. Diantara kedua garis tersebut terdapat garis Weber yang terletak di sebelah timur Sulawesi. Jenis fauna kawasan peralihan antara lain, komodo (Varanus komodoensis), maleo (Macrocephalon maleo), dan burung rangkong (Rhyticeros cassidix).        
c. Kawasan Indonesia bagian timur
Kawasan Indonesia bagian timur dibatasi oleh garis Lydekker yang meliputi Papua dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Jenis fauna kawasan Indonesia bagian timur, antara lain, burung cendrawasih ekor pita (Astrapia meyeri), dan ular sanca hijau (Morelia viridis), dan burung Irian (Crocodylus novaeguineae).  

3. Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia

a. Sebagai sumber pangan
b. Sebagai sumber obat-obatan dan kosmetik
c. Sebagai sumber sandang dan papan
d. Sebagai sumber plasma nutfah
e. Sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan wisata
f. Sebagai pengatur iklim

D. Menghilangnya Keanekaragaman Hayati

Menghilangnya keanekaragaman hayati di suatu wilayah dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut.
1. Hilangnya Habitat
Kegiatan pembukaan hutan, seperti untuk lahan pertanian, perumahan, pertambangan dan industri yang disebabkan pertambahan populasi manusia akan berakibat terhadap keseimbangan ekosistem hutan sehingga ribuan spesies asli di hutan tersebut terancam punah. 
2. Pencemaran Tanah, Udara, dan Air
Pengembangan industri yang tidak dilengkapi pengolahan limbah, serta penggunaan bahan kimia, seperti pupuk dan pestisida secara berlebihan.
3. Perubahan Iklim
Penggunaan zat kimia tertentu oleh manusia (misalnya PVC), pembakaran zat tertentu, telah menyebabkan fungsi ozon sebagai penangkal cahaya matahari hilang. Akibatnya bumi akan mengalami pemanasan global karena panas yang masuk tidak dapat dipantulkan melewati atmosfer bumi. 
4. Eksploitasi Tanaman dan Hewan
Kegiatan perburuan secara liar yang dilakukan oleh manusia dapat menyebabkan kepunahan pada berbagai jenis makhluk hidup.
5. Adanya Spesies Pendatang
Masuknya spesies dari luar ke suatu daerah seringkali mendesak spesies lokal yang sebenarnya merupakan spesies penting dan langka di daerah tersebut. Beberapa spesies asing tersebut dapat menjadi spesies invasif yang menguasai ekosistem.  

E. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Konservasi keanekaragaman hayati memiliki beberapa tujuan, salah satunya adalah mencegah kepunahan spesies yang disebabkan oleh kerusakan habitat dan pemanfaatan yang tidak terkendali. Konservasi dapat dilakukan secara insitu maupun eksitu. 
Konservasi insitu adalah usaha pelestarian yang dilakukan di habitat aslinya, yaitu dengan mendirikan cagar alam, taman nasional, suaka margasatwa, taman hutan raya, dan taman laut. 
Konservasi eksitu adalah usaha pelestarian yang dilakukan di luar habitat aslinya, yaitu dengan mendirikan kebun raya, taman safari, atau kebun binatang. 

Comments

Popular Posts